Oleh : Farhan Jihadi Hanifa
Dakwah merupakan perintah yang sangat penting. Dakwah tidak hanya dalam kontek ceramah keagamaan, tausyiah ustadz, tabligh akbar. Dakwah sejatinya ialah adalah kegiatan mengajak, menyeru, atau memanggil orang lain untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama. Dakwah islam
Kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’wah yang berarti ajakan, panggilan, atau seruan, hingga praketknya secara umum siapa saja bisa menjadi pendakwah.
Namun pada konteks terkini seringkali pemahaman tentang dakwah itu terpaku dengan kajian keagamaan, kata dakwah hanya di tafsir sepihak dan itu merujuk pada ceramah ustadz di masjid atau di musholla.
Kerancuan persepsi ini menjadikan penyempitan pemahaman, padahal dakwah pada hakikinya ialah mengajak kepada bajikan yang itu bersifat umum dan tidak hanya pada konteks keagamaan.
Bahkan dalam problema keagamaan itu sendiri, sering juga publik beranggapan bahwa dakwah itu hanyalah pekerjaan ulama, ustadz, dan dai.
Setiap orang bisa berdakwah apapun profesinya, dokter berdakwah kepada pasiennya, guru berdakwah pada muridnya, orang tua berdakwah pada anaknya, dan seterusnya.
Terkait dengan dakwah islam tidak ada porsi khusus yang menjelaskan bahwa yang berdakwah itu hanyalah ustadz saja, malahan dewasa ini ketika dakwah ustadz yang di masjid itu hanya terbatas pada jamaahnya di masjid saja.
Hal ini menjadikan dakwah islam dari ustadz itu kurang menjangkau semua pihak.
Siapapun boleh berdakwah, menurut penulis, mata panah pendakwah pada era sekarang ialah organisatoris, mereka menjadi agen dalam tiap pergerakan yang ada, khususnya pergerakan ke-Islaman.
Ketika ustadz hanya berdakwah di masjid, musholla, tabligh akbar dan sebagainya, maka organisatoris bisa berdakwah dengan kata – katanya (bil qauli) maupun berdakwah dengan perbuatannya (bil fi’li).
Dakwah dalam ke-Islaman itu setidaknya mencangkup kepada dua hal yakni; amar ma’ruf (mengajak kepada kebaikan) dan nahi munkar (mencegah kemunkaran).
Dakwah yang secara bil qauli mungkin bisa untuk mengajak seseorang kepada kebaikan, namun untuk nahi munkar itu sendiri perlu tindakan preventif nyata, jarang sekali ditemukan dalam dakwah -dakwah yang digencarkan oleh para ustadz mubaligh dan lain lain.
Namun nahi munkar itu sendiri sangat terbukti nyata oleh para organisatoris atau aktivis, khususnya para organisatoris muda dari kalangan mahasiswa, ketika terjadi kemungkaran, kebatilan, dan ketidak adilan dari satu pihak, maka kaum organisatoris atau aktivis akan beraksi, demo, orasi, guna nahi munkar demi mencegak kemungkaran yang terjadi.
Berorganisasi sejatinya di anjurkan oleh agama, dakwah akan lebih masif jika dengan suatu komunitas yang sejalan demi menghidupkan agama allah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.Mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Qs. Ali imran :104).
Berorganisasi yang berasaskan agama ialah bukti penerapan dari dalil – dalil Al quran itu sendiri, maka terjawab bahwa organisasi tidak hanya tentang eksistensi, namun menjadi ladang amal, ladang dakwah dalam perjuangan menegakkan agama islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (Qs. Ali imran: 110).
Dengan organisasi dakwah islam akan dengan masif terealisasi.
Tidak hanya bagi anggota organisasi, namun dari organisasi itu lahir para pemimpin – pemimpin yang akan menggunakan jabatannya sebagai dakwah dan menebarkan kebaikan, dalam konteks lain dakwah islamiyah.
Maka dari itu sisi penting dari organisasi dan organisatoris merupakan ujung tombak dalam perjuangan dakwah islam, semangat kebersamaan dan kekuatan iman yang ada dapat menjadikan kesolidan dalam pergerakan dakwah kaum organisatoris. Sehingga dalam tiap derap langkah yang lakukan sangat akam berdampak.
Billahi fi sabilil haq
Fastabiqul Khairat
Penulis :
Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di cabang Bukittinggi, juga mahasiswa ilmu al qur’an dan tafsir di UIN Bukittinggi.