Giri Maju | AndoraNews : Pemerintah Nagari Giri Maju melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Rumah Desa Sehat (RDS), hal ini sebagai salah satu upaya dalam mencapai kesepakatan dan pemahaman pada rencana kerja tindak lanjut (RKTL) tahapan penyusunan Rencana Kerja Nagari (RKP) tahun 2025 mendatang.
FGD RDS yang dilaksanakan pada hari Jumat, (02/08/2024) bertempat di Gedung UPT BLK Giri Maju Kabupaten Pasaman Barat tersebut, antara lain bertujuan untuk meningkatkan penanganan stunting di Nagari Giri Maju Kecamatan Luhak Nan Dua, kabupaten Pasaman Barat.
Acara pembukaan Focus Group Discussion, Rumah Desa Sehat yang diawali dengan pembacaan Ayat Suci Alquran dan menyanyikan lagu Indonesia Raya itu, dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Bamus Nagari Giri Maju, Usnil Amri dan berikutnya sambutan dari Pj. wali nagari Giri Maju, Ratna Sari sekaligus membuka acara secara resmi.
FGD RDS yang berlangsung ba’da Jumat tersebut, selain dihadiri oleh Pj. Wali Nagari Giri Maju, Ratna Sari dan perangkatnya, Ketua Bamus nagari Giri Maju, Usnil Amri bersama seluruh anggota Bamus, juga terlihat hadir, Ka. DPMN Pasbar yang dalam hal ini diwakili oleh Kabid, Reflinaldi dan Camat Luhak Nan Dua, Sutrisno, Tenaga Ahli Kabupaten, PD PLD, pendamping PKH, UPT Puskesmas Ophir, Babinsa/Bhabinkamtibmas, Dai Nagari, Ketua TPKK, Karang Taruna, Ketua RT. 01-sampai RT. 10, LPMN Giri Maju, pengurus RDS, Bidan Nagari, Bidan Pustu, kader Posyandu, kader KPM, kader BKP, serta Pokmas termasuk tokoh-tokoh masyarakat dan undangan lainnya berlangsung sukses.
Pj. Wali Nagari Giri Maju, Ratna Sari dalam sambutannya memaparkan, Focus Group Discussion Rumah Desa Sehat, merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang pandangan dan pengalaman peserta terkait suatu topik kesehatan masyarakat, yakni untuk menyatukan persepsi mengenai isu, atau minat tertentu dalam mencapai kesepakatan dan pemahaman baru terkait cakupan pelayanan yang sedang berkembang, agar alokasi anggaran kegiatan stunting dapat dimonitoring sesuai program kebutuhan.
Ratna berharap, pada acara diskusi dan pemaparan yang dipimpin oleh DPMN dan didampingi oleh PD PLD tersebut, Focus Group Discussion (FGD) Rumah Desa Sehat (RDS) dapat benar-banar berjalan sesuai harapan dan meminta semua peserta untuk semangat dan antusias dalam mengikutinya, sebab FGD RDS kali ini membahas program melakukan konvergensi stunting di Nagari Giri Maju.
“Kita tahu, Stunting merupakan masalah besar bagi kita bersama secara lintas sektoral,makanya Rumah Desa Sehat (RDS) sebagai tempat bersama bagi para pegiat pemberdayaan masyarakat dan pelaku pembangunan Desa di bidang kesehatan, berfungsi sebagai ruang literasi kesehatan, pusat penyebaran informasi kesehatan dan forum advokasi kebijakan di bidang kesehatan, tiada putusnya harus tetap melakukan penghimpunan data, termasuk data cakupan layanan dan klasifikasi dan permasalahannya, melalui FGD RDS hari ini hal tersebut kita persiapkan hingga dengan adanya forum ini ke depan, kita dapat menuangkannys di tahapan penyusunan Rencana Kerja Nagari (RKP) tahun 2025,” terang Ratna.
Sementara Desi,sebagai Pendamping Desa yang memimpin diskusi menyampaikan, stunting merupakan salah satu masalah yang selama ini kita hadapi maka, hari ini kita monitoring dan evaluasi serta klasifikasi, dengan harapan fasilitas layanan terkait skala prioritas pencegahan stunting yang menjadi penyebab faktor kendala dapat kita pantau dan petakan skala prioritas pencegahannya.
Namun yang paling dasar, dapat kita lakukan data persiapan pantauan layanan program kesehatan, hingga anggaran dalam mendukung kegiatan pencegahan stunting pada pelaksanaan rembuk stunting nanti, kita sudah harus dapat merinci kendala dan faktor serta resikonya, sesuai pemanfaatan anggaran yang ada.
Hal tersebut tentu kita harus pahami dan klasifikasi data sasarannya yang dimulai dari kelompok, Remaja putri, Calon Pengantin dan calon pasangan usia subur, Ibu hamil, ibu menyusui, terutama bayi berusia nol sampai lima puluh sembilan bulan, (0-59) bulan.
“Walau sebelumnya para kader dan bidan telah melakukan sosialisasi melalui data dan sasaran maupun cakupan layanan, tentu hal itu tetap kita lajutkan dengan Forum Group diskusi (FGD) yang berlangsung hari ini,” Ujarnya.
Artinya kelompok sasaran yang dimaksud di atas perlu dilakukan pemantauan kondisi terkini dalam hal mendapatkan layanan selayaknya ataupun belum, makanya FGD RDS hari ini perlu kita lakukan pembahasan dan diskusi terarah.
“Akhirnya nanti kita akan berharap, output dari forum-diskusi ini akan menjadi pembahasan lanjutan di rembuk stunting dan menjadi rekomendasi prioritas program dan kegiatan pembangunan Desa dalam percepatan penurunan stunting Desa,” Terangnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ka. DPMN Pasbar, melalui Reflinaldi, dan ia menambahkan agar Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan hari ini, semua masalah seperti, kendala, kekurangan alat, atau pelayanan maupun sarana prasarana dapat kita tindaklanjuti nanti pada tahapan penyusunan RKP tahun 2025.
Dikatakannya, Peran pemerintah Nagari dan seluruh elemen yang ada di Nagari, termasuk Bamus, tentu semua sangat penting dalam menanggulangi pencegahan stunting di Nagarinya.
“Nagari diharapkan, setelah tahapan-tahapan dilalui, maka bersama-sama kita melanjutkannya dengan membuat program yang inovatif dalam mengatasi stunting di Nagari, namun hal ini tentu kita juga harus menyesuaikan dengan kemampuan sumber daya dan keuangan yang ada di Nagari kita,” terangnya mengakhiri.
(Zoelnasti)