JAKARTA | AndoraNews : Jaksa Agung Burhanuddin melalui Jampidum Fadil Zumhana menyetujui permohonan Keadilan Restoratif atau Restoratif Justice (RJ) yang diajukan Kejaksaan Negeri (Kejari) Tebo.
Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana, Senin (01/04/2024), menyebutkan perkara tersebut adalah :
1. Tersangka Andri Susanto bin Abdullah dari Kejaksaan Negeri Tebo yang disangka melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang Penganiayaan.
Alasan pemberian penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif ini diberikan antara lain:
• Tersangka baru pertama kali melakukan perbuatan pidana/belum pernah dihukum.
• Ancaman pidana denda atau penjara tidak lebih dari 5 (lima) tahun.
• Telah dilaksanakan proses perdamaian dimana Tersangka telah meminta maaf dan korban dengan kebesaran hatinya telah ikhlas memaafkan Tersangka.
• Tersangka berjanji tidak akan lagi mengulangi perbuatannya.
• Proses perdamaian dilakukan secara sukarela, dengan musyawarah untuk mufakat, tanpa tekanan, paksaan dan intimidasi.
• Tersangka dan korban setuju untuk tidak melanjutkan permasalahan ke persidangan karena tidak akan membawa manfaat yang lebih besar.
• Tersangka sudah memberikan santunan kepada korban.
• Pertimbangan sosiologis.
• Masyarakat merespon positif.
Selanjutnya Jampidum Fadil Zumhana memerintahkan kepada Kepala Kejaksaan Negeri Kota Tebo untuk menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) Berdasarkan Keadilan Restoratif atau Restoratif Justice (RJ).
“Hal ini sesuai Peraturan Jaksa Agung Nomor 15 Tahun 2020 tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif dan Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Nomor 01 tanggal 10 Februari 2022 sebagai perwujudan kepastian hukum,” kata Fadil Zumhana. *AndNews/Kop.
Editor : Syamsuri.